Sindobatam

Dapatkan berita terbaru

Pasukan perlawanan Irak melancarkan serangan terhadap dua pangkalan Amerika

Pasukan perlawanan Irak melancarkan serangan terhadap dua pangkalan Amerika

Foto tersebut menunjukkan pemandangan pangkalan udara Ain al-Asad yang dikelola AS di Kegubernuran Anbar, Irak. (melalui Agence France-Presse)

Perlawanan Islam di Irak, sebuah kelompok payung pejuang anti-terorisme, mengatakan pihaknya melancarkan serangan terhadap dua basis pendudukan AS di negara Arab tersebut.

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada hari Sabtu, organisasi tersebut mengaku bertanggung jawab atas serangan pesawat tak berawak yang menargetkan pangkalan udara Ain al-Asad yang dikelola AS di Kegubernuran Anbar, Irak barat.

Dikatakan bahwa drone Ababil 2T “langsung mencapai sasarannya” selama operasi tersebut.

Pada hari yang sama, faksi perlawanan mengumumkan bahwa mereka telah menargetkan Pangkalan Udara Al-Harir, yang menampung pasukan Amerika, dengan dua drone.

Pangkalan tersebut terletak di dekat Bandara Internasional Erbil di wilayah semi-otonom Kurdistan Irak.

Operasi hari Sabtu ini merupakan serangan keempat dan kelima terhadap fasilitas yang dikelola AS di Irak selama tiga hari terakhir.

Hal ini terjadi setelah faksi perlawanan Irak memperingatkan Amerika Serikat agar tidak mendanai dan mendukung kejahatan perang Israel terhadap warga Palestina di Jalur Gaza yang terkepung.

Brigade Hizbullah Irak mengancam akan menargetkan pangkalan AS di Irak dan seluruh wilayah jika Washington melakukan intervensi dalam perang Gaza yang sedang berlangsung.

Israel melancarkan perang di Gaza pada tanggal 7 Oktober, setelah Gerakan Perlawanan Islam “Hamas” melancarkan operasi kejutan, “Badai Al-Aqsa,” terhadap entitas pendudukan.

Rezim Tel Aviv telah membunuh sedikitnya 4.385 warga Palestina, termasuk 1.756 anak-anak, dan melukai 13.561 lainnya dalam serangan udara yang sedang berlangsung.

Israel juga memblokir akses terhadap air, makanan, dan listrik ke Gaza, sehingga membuat wilayah pesisir itu terjerumus ke dalam krisis kemanusiaan.