Sindobatam

Dapatkan berita terbaru

Perdana Menteri Modi akan mengunjungi Indonesia dari 14-16 November untuk pertemuan global, kata Middle East Airlines

Perdana Menteri Modi akan mengunjungi Indonesia dari 14-16 November untuk pertemuan global, kata Middle East Airlines

New Delhi: Perdana Menteri Narendra Modi dijadwalkan mengunjungi kota Bali di Indonesia dari 14-16 November untuk KTT G20 dua hari, Kementerian Luar Negeri mengatakan Kamis.

India akan mengambil alih kepemimpinan kelompok itu dari Indonesia, presiden petahana, pada 1 Desember.

Perlu dicatat bahwa Kelompok Dua Puluh atau Kelompok Dua Puluh adalah forum antar pemerintah dari ekonomi maju dan berkembang utama dunia. Grup kuat meliputi Argentina, Australia, Brasil, Kanada, Cina, Prancis, Jerman, India, Indonesia, Italia, Jepang, Republik Korea, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Turki, Inggris, Amerika Serikat dan Amerika Serikat. Uni Eropa (UE).

KTT G20 akan diadakan pada 15-16 November di Bali dan Perdana Menteri Modi dijadwalkan menjadi salah satu pemimpin puncak yang menghadiri pertemuan tersebut.

G20 adalah forum utama untuk kerja sama ekonomi internasional yang menyumbang sekitar 85 persen dari PDB global, lebih dari 75 persen perdagangan global, dan sekitar dua pertiga populasi dunia. India saat ini merupakan bagian dari troika G20 (kepresidenan G20 saat ini, sebelumnya dan masa depan) bersama dengan Indonesia dan Italia.

Sementara itu, tema KTT G20 tahun ini adalah “Recovering together, recovering strong”.

Indonesia mengatakan kepresidenannya membawa semangat “pemulihan bersama” ketika dunia menghadapi tantangan di semua sektor, mulai dari kesehatan hingga pendidikan hingga perdagangan internasional, di tengah pandemi global yang melanda dunia pada tahun 2020 dan mendatangkan malapetaka.

READ  G20 bukan forum untuk membahas perang harus fokus pada pertumbuhan ekonomi Wawancara G20 Sherpa Amitabh Kant

Selain itu, perang di Ukraina, peningkatan biaya hidup, utang yang menumpuk, dan dampak bencana perubahan iklim telah memperburuk krisis global. Selain itu, kesenjangan dalam kapasitas negara untuk menangani situasi krisis menghalangi dunia untuk memecahkan masalah bersama.