NEW DELHI: Sebuah video yang beredar di media sosial menimbulkan kehebohan, karena menunjukkan robot AI yang sepenuhnya otonom meraba-raba seorang reporter saat wawancara di sebuah festival teknologi di Arab Saudi.
Menurut laporan British Broadcasting Corporation (BBC), jurnalis Rawya Qasim sedang berbicara di depan robot bernama Mohammed, ketika robot tersebut tampak bergerak ke arahnya secara tidak tepat. Qasim dengan cepat menjauh dari robot itu dan memberi isyarat agar robot itu berhenti. Insiden itu terjadi di DeepFest, sebuah acara kecerdasan buatan di Riyadh.
Pengembang Mohammed, perusahaan robotika QSS, mengatakan robot tersebut beroperasi secara mandiri tanpa kendali manusia. “Kami telah melakukan peninjauan komprehensif terhadap rekaman dan keadaan di sekitar insiden tersebut dan tidak ada penyimpangan dari perilaku yang diharapkan Mohammed. Namun, kami akan mengambil tindakan tambahan untuk mencegah siapa pun mendekati robot di area pergerakannya.” “QSS memberi tahu UK Metro.
Beberapa orang berspekulasi bahwa robot tersebut hanya meminta Qasim untuk melangkah maju, karena Mohammed dirancang untuk menjadi bilingual dan membantu kemajuan teknologi, menurut UK Metro.
Pengguna media sosial mempunyai reaksi beragam terhadap insiden tersebut, beberapa di antaranya menuduh robot itu “menyeramkan”. Yang lain berpendapat bahwa ini adalah kesalahpahaman dan kesalahan terletak pada manusia, bukan robot.
Penyelenggara DeepFest menekankan pentingnya menjaga jarak aman dari robot selama demonstrasi dan menyoroti dedikasi mereka terhadap keselamatan dan kesejahteraan.
Insiden tersebut menimbulkan pertanyaan tentang batasan dan perilaku robot kecerdasan buatan. Sementara itu, festival tersebut menggambarkan Mohammed sebagai bukti komitmen Arab Saudi terhadap inovasi.
Menurut laporan British Broadcasting Corporation (BBC), jurnalis Rawya Qasim sedang berbicara di depan robot bernama Mohammed, ketika robot tersebut tampak bergerak ke arahnya secara tidak tepat. Qasim dengan cepat menjauh dari robot itu dan memberi isyarat agar robot itu berhenti. Insiden itu terjadi di DeepFest, sebuah acara kecerdasan buatan di Riyadh.
Pengembang Mohammed, perusahaan robotika QSS, mengatakan robot tersebut beroperasi secara mandiri tanpa kendali manusia. “Kami telah melakukan peninjauan komprehensif terhadap rekaman dan keadaan di sekitar insiden tersebut dan tidak ada penyimpangan dari perilaku yang diharapkan Mohammed. Namun, kami akan mengambil tindakan tambahan untuk mencegah siapa pun mendekati robot di area pergerakannya.” “QSS memberi tahu UK Metro.
Beberapa orang berspekulasi bahwa robot tersebut hanya meminta Qasim untuk melangkah maju, karena Mohammed dirancang untuk menjadi bilingual dan membantu kemajuan teknologi, menurut UK Metro.
Pengguna media sosial mempunyai reaksi beragam terhadap insiden tersebut, beberapa di antaranya menuduh robot itu “menyeramkan”. Yang lain berpendapat bahwa ini adalah kesalahpahaman dan kesalahan terletak pada manusia, bukan robot.
Penyelenggara DeepFest menekankan pentingnya menjaga jarak aman dari robot selama demonstrasi dan menyoroti dedikasi mereka terhadap keselamatan dan kesejahteraan.
Insiden tersebut menimbulkan pertanyaan tentang batasan dan perilaku robot kecerdasan buatan. Sementara itu, festival tersebut menggambarkan Mohammed sebagai bukti komitmen Arab Saudi terhadap inovasi.
More Stories
Pemilu AS 2024: Donald Trump mengendarai truk sampah, kata untuk menghormati Kamala, Biden
Video Viral Manahil Malik: Siapa Bintang TikTok Pakistan dan Apa Kontroversinya? Dia menjelaskan
Mengapa Rusia meminta India dan negara ‘sahabat’ lainnya mengoperasikan penerbangan domestik?