Sindobatam

Dapatkan berita terbaru

Sayap militer gerakan Hamas mengumumkan bahwa mereka menghadapi pasukan Israel yang melanggar gencatan senjata setelah memperpanjangnya untuk waktu yang singkat.

Sayap militer gerakan Hamas mengumumkan bahwa mereka menghadapi pasukan Israel yang melanggar gencatan senjata setelah memperpanjangnya untuk waktu yang singkat.

Gambar tersebut menunjukkan juru bicara Brigade Al-Qassam gerakan Hamas, yang dikenal dengan nama samaran Abu Ubaida.

Gerakan Perlawanan Palestina (Hamas) menyatakan berhasil menghadapi pasukan Israel yang melanggar gencatan senjata di Gaza beberapa jam setelah diperpanjang sebentar.

Juru bicara sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, mengatakan pada hari Selasa bahwa bentrokan yang terjadi di Jalur Gaza utara pada hari sebelumnya antara brigade dan pasukan Israel adalah akibat dari pelanggaran terang-terangan Israel terhadap gencatan senjata. .

Namun, juru bicara tersebut, yang menggunakan nama samaran Abu Ubaida, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa Hamas akan mematuhi kewajibannya berdasarkan perjanjian gencatan senjata selama Israel mematuhi kewajibannya.

Pernyataan ini muncul setelah laporan mengindikasikan bahwa pasukan Israel berusaha untuk maju dari posisi mereka di Gaza utara pada Selasa pagi meskipun ada gencatan senjata.

Laporan menyatakan bahwa Israel terpaksa kembali ke posisi mereka setelah Brigade Qassam menghadapi mereka.

Hamas dan Israel mulai menerapkan gencatan senjata empat hari yang ditengahi oleh Qatar dan beberapa negara lain pada Jumat dini hari.

Perjanjian ini memaksa rezim Israel menghentikan agresinya terhadap Gaza yang berlangsung selama 49 hari dan memakan korban jiwa lebih dari 15.000 orang.

Hal ini juga memungkinkan Hamas untuk menukar tahanan Israel yang mereka tangkap selama serangan kilat di wilayah pendudukan Palestina pada awal Oktober dengan warga Palestina yang ditahan oleh Israel.

Kedua belah pihak pada Senin malam sepakat untuk memperpanjang perjanjian gencatan senjata selama dua hari lagi.

Konflik di Gaza dimulai pada 7 Oktober setelah operasi yang belum pernah terjadi sebelumnya yang dilancarkan Hamas terhadap Israel, yang menyebabkan terbunuhnya sekitar 1.400 orang antara pemukim dan pasukan militer Israel.

Rezim Israel kemudian menggunakan operasi tersebut sebagai dalih untuk melancarkan kampanye militer tanpa henti terhadap Gaza.

Banyak negara di dunia yang mendesak diakhirinya secara permanen pembantaian yang dilakukan rezim Israel terhadap penduduk sipil di Gaza.