Sindobatam

Dapatkan berita terbaru

Xi Jinping memuji Perjanjian Panchsheel di bawah Nehru.  Apa itu?  |  Berita India

Xi Jinping memuji Perjanjian Panchsheel di bawah Nehru. Apa itu? | Berita India

New Delhi: Tiongkok merayakan peringatan 70 tahun Lima Prinsip Hidup berdampingan secara damaiyang awalnya dijabarkan dalam Perjanjian Tiongkok-India tahun 1954.
Prinsip-prinsip ini dikenal sebagai ‘Panchsheel’ di India, dan merupakan landasan visi mantan Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru tentang… Diplomasi globaluntuk tujuan bimbingan Hubungan Internasional Dengan saling menghormati, non-agresi, non-intervensi, kesetaraan dan hidup berdampingan secara damai.
Pada Konferensi Presiden Tiongkok Xi Jinping Dia menyoroti lima prinsip dan menekankan pentingnya sejarah. Dia memuji Nehru dan Perdana Menteri Tiongkok Zhou Enlai atas prinsip-prinsip ini, dan menekankan peran mereka dalam mengatasi masalah perbatasan yang kompleks meskipun terjadi ketegangan geopolitik.
Selagi Piagam Panchsheel Melambangkan aspirasi untuk hidup berdampingan secara damai dan saling menghormati dalam hubungan internasional, konteks sejarah dan tantangan selanjutnya mencerminkan kompleksitas dalam menjaga perdamaian dan stabilitas dalam tatanan global yang berubah dengan cepat.
Apa itu Piagam Panchsheel?
Piagam Panchsheel, juga dikenal sebagai Lima Prinsip Hidup Berdampingan Secara Damai, adalah seperangkat prinsip yang dimaksudkan untuk memandu hubungan internasional dan mendorong hidup berdampingan secara damai antar negara. Hal ini secara resmi tertuang dalam perjanjian antara India dan Tiongkok pada tahun 1954.
Prinsip-prinsip ini merupakan inti dari visi diplomasi Nehru, karena prinsip-prinsip tersebut menekankan rasa saling menghormati, non-agresi, non-intervensi, kesetaraan, dan penyelesaian perselisihan secara damai.
Lima prinsip

  1. Saling menghormati integritas dan kedaulatan wilayah masing-masing pihak: pengakuan dan penghormatan terhadap perbatasan dan kedaulatan nasional.
  2. Saling non-agresi: menghindari penggunaan kekuatan atau agresi dalam hubungan internasional.
  3. Non-intervensi dalam urusan dalam negeri satu sama lain: Hormati kedaulatan negara dengan tidak ikut campur dalam politik dalam negeri.
  4. Kesetaraan dan saling menguntungkan: Mempromosikan kerja sama berdasarkan kesetaraan dan saling menguntungkan antar negara.
  5. Hidup berdampingan secara damai: menyelesaikan konflik melalui cara-cara damai seperti dialog dan negosiasi, bukan konfrontasi.

Konteks sejarah dan warisan
Pakta Panchsheel muncul dari diskusi antara Nehru dan Cho, yang bertujuan untuk mengatasi masalah perbatasan yang kompleks.
Prinsip ini menjadi terkenal pada tahun 1950an ketika banyak negara Asia dan Afrika mengadopsi prinsip-prinsip ini selama Konferensi Bandung tahun 1955 dan melalui Gerakan Non-Blok.
Dampak dan tantangan
Meskipun memiliki tujuan yang idealis, Pakta Panchsheel tidak mencegah pecahnya Perang Tiongkok-India pada tahun 1962, yang mengakibatkan kerugian besar bagi India dan memperburuk hubungan bilateral.
Hasil ini menandai titik balik penting dalam karier politik Nehru dan menimbulkan pertanyaan tentang efektivitas Piagam tersebut dalam konflik-konflik di dunia nyata.
Relevansi modern
Saat ini, warisan Piagam Panchshil terus mempengaruhi wacana diplomatik, yang menyerukan kerja sama damai di tengah tantangan global. Namun, dinamika geopolitik kontemporer, termasuk sengketa wilayah dan persaingan strategis, menyoroti ketegangan yang terus-menerus antara Tiongkok dan India, meskipun terdapat upaya untuk mempertahankan dialog dan kerja sama.