Menurut strategi vaksinasi saat ini, pada tahap pertama, baris pertama divaksinasi, dan pada baris kedua, mereka yang berusia di atas 65 tahun, penderita penyakit kronis, dan mereka yang menjalani operasi khusus. Namun, strategi vaksinasi sepertinya salah.
Kemungkinan strategi vaksinasi yang salah
Sebuah teori baru didasarkan pada gagasan bahwa anak muda harus divaksinasi terlebih dahulu. Walaupun teori ini mungkin tidak masuk akal bagi banyak orang, argumen utamanya adalah bahwa memprioritaskan kaum muda daripada imunisasi tidak dapat diklasifikasikan sebagai memiliki efek negatif pada orang tua.
Julian W., ahli virus dalam ilmu pernapasan di Universitas Leicester. Tang membuat analisis bahwa mengakses kaum muda untuk vaksinasi akan memungkinkan ekonomi dan layanan kembali normal. Ini akan menyeimbangkan situasi dan pada saat yang sama menciptakan manfaat yang lebih besar bagi para lansia. Strategi ini menjadi lebih kredibel dan positif.
Negara-negara seperti Amerika Serikat, Inggris Raya, Austria, Finlandia dan Irlandia saat ini sedang memvaksinasi anak-anak untuk melawan virus tersebut. Penjelasannya adalah mereka lebih rentan terhadap virus dan lebih mudah menyebarkannya. Seperti vaksin flu, serum yang melawan Pemerintah-19 bisa sangat efektif untuk kaum muda.
Kaum muda memiliki prioritas
Didalamnya Campania Dalam penanggulangan virus corona, Indonesia sudah mengadopsi strategi dengan mengutamakan vaksinasi kepada kaum muda. Perekonomian dunia sangat menderita karena pembatasan yang diberlakukan, sehingga keputusan ini akan memungkinkan kaum muda untuk kembali bekerja lebih cepat, mengurangi kontak hari pertama dengan orang-orang di sekitar mereka, dan ini akan menjadi kontribusi ekonomi yang besar.
Ini tidak menjamin bahwa strategi saat ini benar atau salah. Model kampanye vaksin saat ini diambil dari Inggris Raya, yang memutuskan untuk memvaksinasi lansia terlebih dahulu, karena mereka mewakili 20% populasi. Jika anak muda divaksinasi terlebih dahulu, siswa dapat kembali ke sekolah tanpa menyakiti satu sama lain atau guru dan orang tua.
Pemandangan imajiner menunjukkan bahwa setiap orang hanya akan mendapat manfaat dari strategi vaksinasi ini. Namun jika diberi vaksin dalam jumlah sedikit. Strategi ini masih jauh dari terjadi. Meskipun strateginya mungkin bukan tanpa risiko, konsekuensi jangka panjang dari menahan kaum muda mengungkapkan statistik bencana yang secara serius memengaruhi kembalinya mereka ke keadaan normal.
“Spesialis TV pemenang penghargaan. Penggemar zombie. Tidak bisa mengetik dengan sarung tinju. Perintis daging asap.”
More Stories
Maximising Electrical Safety: Understanding Circuit Breaker Basics
How casinos operate and help the economic growth?
Mandarin dan selebriti lainnya yang ditipu oleh federasi MMA