Sindobatam

Dapatkan berita terbaru

Penulis Australia Yang Hengjun dijatuhi hukuman mati karena memata-matai Tiongkok |  Berita mata-mata

Penulis Australia Yang Hengjun dijatuhi hukuman mati karena memata-matai Tiongkok | Berita mata-mata

Yang telah dipenjara selama lima tahun atas tuduhan spionase, namun ia dan Australia membantahnya.

Pengadilan Beijing telah menjatuhkan hukuman mati yang ditangguhkan kepada penulis Australia Yang Hengjun, yang ditangkap di Tiongkok atas tuduhan spionase pada tahun 2019.

Ketentuan hukuman tersebut berarti hukuman Yang dapat diubah menjadi penjara seumur hidup karena berperilaku baik.

“Pemerintah Australia kecewa dengan hasil ini,” kata Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong kepada wartawan saat dia mengkonfirmasi keputusan tersebut, SBS News melaporkan.

Wong mengatakan Canberra akan merespons dengan “istilah yang paling keras”, termasuk memanggil kembali duta besar Tiongkok.

“Saya ingin mengakui penderitaan luar biasa yang dialami Dr. Yang dan keluarganya saat ini, setelah bertahun-tahun berada dalam ketidakpastian,” katanya.

Yang, seorang blogger berusia 58 tahun dan aktivis pro-demokrasi, ditangkap pada Januari 2019 ketika dia tiba di bandara Guangzhou bersama istrinya dan didakwa “membahayakan keamanan nasional sekaligus menyebabkan kerugian serius bagi negara dan rakyat.”

Yang, warga Australia keturunan Tionghoa, membantah tuduhan terhadap dirinya, begitu pula teman dan keluarganya. Pemerintahan Australia sebelumnya menggambarkan penahanan penulis tersebut sebagai hal yang “tidak dapat diterima.”

Pada hari Senin, para pendukung bereaksi dengan ngeri terhadap keputusan tersebut.

Sydney Morning Herald mengutip perkataan teman dan koleganya, Feng Zhongyi: “Pemerintah Tiongkok menghukumnya karena kritiknya terhadap pelanggaran hak asasi manusia di Tiongkok dan pembelaannya terhadap nilai-nilai universal seperti hak asasi manusia, demokrasi, dan supremasi hukum.” .

Feng mengatakan keluarga Yang, yang hadir di pengadilan, memberi tahu dia tentang keputusan tersebut.

Feng sebelumnya mengatakan kepada Al Jazeera bahwa Yang bekerja untuk Kementerian Keamanan Negara Tiongkok di tingkat provinsi selama 14 tahun dan mulai menulis novel mata-mata karena ia semakin frustrasi dengan pekerjaannya.

READ  Berita perjalanan Inggris: Inggris mengajukan saran perjalanan 'kecuali penting' untuk India saat tekanan Covid menurun | berita Dunia

Dia pindah ke Australia pada tahun 2000 dan, lima tahun kemudian, mulai belajar di bawah bimbingan Feng di Universitas Teknologi Sydney, di mana dia “menjadi seorang liberal”. Pada saat penangkapannya, dia sedang bekerja di New York.

Yang diadili pada Mei 2021, setelah memiliki akses terbatas terhadap pengacara. Tiongkok belum mengungkapkan tuduhan spesifik terhadap dirinya atau negara tempat ia diduga menjadi mata-mata.